Swedia Laporan Buku Kegiatan 1991. DARI kegelapan yang menyelimuti Eropa pada Abad-Abad Pertengahan muncul orang-orang Viking dari Utara. Pria-pria gagah berani keturunan Jerman dari Skandinavia ini menguasai seni perang di laut dan merancang kapal-kapal perang yang hebat serta gesit yang memungkinkan mereka meluaskan kekuasaan ke selatan, barat dan timur. Khutbah Gymnastiar di Masjid Istiqlal. Foto Iqbal Firdaus/kumparanKhutbah Jumat merupakan salah satu media yang strategis untuk dakwah Islam. Khutbah tidak hanya berisi pujian kepada Allah SWT dan Rasullullah SAW, tetapi juga mencakup doa untuk kaum muslimin serta pelajaran dan peringatan bagi satu ajaran yang ditekankan dalam Islam adalah menghormati orangtua, termasuk lansia. Orangtua memiliki kedudukan yang mulia, sebab dari merekalah generasi umat Islam lahir. Mereka juga senantiasa berjuang agar anak-anakya memiliki kehidupan yang layak. Oleh sebab itu, Muslim dilarang untuk menyia-nyiakan orangtua, khususnya ketika mereka telah memasuki usia itu Allah SWT memerintahkan umat Muslim untuk memperlakukan lansia dengan baik. Apalagi dalam pandangan Islam, bertambahnya usia identik dengan kematangan dan kedewasaan dalam banyak berikut ini adalah contoh teks khutbah Jumat yang bisa ditiru, dikutip dari Buku Panduan Khotbah Jumat Program Kependudukan dan KB Provinsi Jawa Tengah 2014.Teks Khutbah Jumat Tentang Menghormati Orangtua dan Lansiaاَلْحَمْ د هُلَّله رَُبِّ اُلْعَالَ ه ميْنَ اُلَّ ه ذيْ خَُلَقَ اُْ ه لإنْسَانَ وَُسَائهرَ اُلْمَخْل وْقَا ه ت وَُالَّ ه ذيْ عَُلَّمَ اُْ ه لإنْسَانَ مَُُا لَُمْ يَُعْلَمُْ. أَُشْهَ د أَُنْ لُاَُإهلَهَ إُهلاَّ اُلل وَُحْدَه لُاَ شَُ ه ريْكَ لَُه اَُلْمَله ك اُلْحَقُّ اُلْ مبهيْ ن، وَُأَشْهَ د أَُنَّ محَمَّدًا عَُبْ ده وَُرَ سوُْل ه أَُشْرَ ف اُْلأَنْبهيَا ه ءُوَالْ مرْسَلهيْنَُ. اَُللَّه مَّ صَُلِّ وَُسَلِّمْ وَُبَا ه ركْ عَُلَى محَُمَّ د وَُعَلَى آُلههه وَُأَصْحَابه ه أَُجْمَ ه عيْنَُ. أَُمَّا بَُعْ د؛ُُفَيَا هُ عبَادَ اُلله، أُ وْ ه صيْ كمْ وَُإهيَّايَ بُهتَقْوَى اُلله تَُعَالَى وَُطَاعَته ه لَُعَلَّ كمْ تُ رْحَ Muslimin RahimakumullahProses perubahan generasi dalam kehidupan dunia merupakan sunnatullah, manusia dilahirkan ibunya, kemudian menjadi remaja, menjadi pemuda, menjadi orangtua, dan kelak ada yang menjadi orang lanjut usia. Masing-masing dari kita akan menjadi orangtua, bahkan akan menjadi orang yang lanjut usia jika ajal tidak menjemput pandangan para ahli, lansia masih dibagi lagi ke dalam beberapa kategori kelompok usia. Ada yang dinamai dengan kelompok lansia dini, yaitu bagi mereka yang memiliki usia antara 55 –64 tahun, ada yang dinamai dengan kelompok lansia, yaitu bagi mereka yang memiliki usia 65-70 tahun, dan ada yang dinamai dengan kelompok lansia resiko tinggi, yaitu bagi mereka yang memiliki usia di atas 70 yang semestinya kita lakukan terhadap orang yang lebih tua, ketika diri kita menjadi orang yang lebih muda? Terkait hal ini, Islam memberikan ajaran yang sangat mulia kepada kita. Jika kita sebagai orang yang memiliki usia lebih muda, maka kita diajarkan untuk menaruh rasa hormat kepada orang-orang yang memiliki usia yang lebih pandangan Islam, usia tua sebenarnya merupakan usia yang dipenuhi dengan kematangan dan kedewasaan dalam banyak hal. Ibarat pepatah, mereka itu adalah kelompok orang yang telah banyak memakan asam garam kehidupan. Mereka merupakan kelompok orang yang memiliki pengalaman lebih banyak dari orang-orang yang usianya lebih muda. Karena itu, sudah semestinya perilaku mereka bisa menjadi teladan bagi orang-orang yang lebih memperlakukan dengan baik para lansia dan mengajarkan supaya keberadaan mereka tidak dianggap sia-sia dan tak bernilai oleh masyarakat. Islam sangat menekankan agar keberadaan mereka dijadikan sebagai penuntun dan pengayom masyarakat dan generasi muda yang ada. Apalagi mereka itu merupakan orang tua kita. Allah SWT dalam QS. al-Isra’ 23-24, berfirman۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًاwa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.Ada kisah menarik dicontohkan oleh sahabat Ali Ibn Abi Thalib dalam memperlakukan orang tua “Suatu hari Ali bin Abi Thalib sedang berjalan tergesa-gesa menuju masjid. Ia tak ingin melewatkan shalat shubuh hari itu, dimana Nabi SAW sendiri yang menjadi imamnya. Di tengah jalan Ali terpaksa memperlambat langkahnya, karena di depannya sedang berjalan seorang laki-laki tua dengan tertatih-tatih. Ali pun tidak mau mendahului lelaki tua itu karena rasa hormatnya. Walhasil Ali-pun menjadi terlambat tiba di masjid. Setelah sampai di masjid, ternyata lelaki tua itu tidak masuk ke dalamnya. Ia terus saja berjalan tanpa menghiraukan bahwa ia sedang berada di depan sebuah masjid, dimana pada saat bersamaan waktu shalat shubuh sedang tiba. “Barangkali lelaki tua itu adalah seorang yang kafir, atau yang pasti ia bukanlah orang Islam”, begitulah pikir Ali dalam hatinya. Sewaktu Ali masuk ke dalam masjid dilihatnya Nabi SAW sedang ruku'. Ini berarti, bahwa masih tersedia waktu baginya untuk shalat dengan diimami Nabi SAW sebagaimana yang diniatkan shalat para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. ”Ada gerangan apa ya Rasulullah SAW, sehingga engkau lebih memperlama masa ruku' waktu shalat tadi, padahal sebelumnya hal yang seperti ini belum pernah engkau lakukan?” Mendengar pertanyaan para sahabat itu, Nabi SAW segera menjawab ”Saat ruku’ tadi, yaitu usai mengucapkan subhana Rabbiyal adzimi, aku bermaksud segera mengangkat kepalaku, tetapi tiba-tiba pada saat yang sama, Jibril datang. Ia menggelar sayapnya dipunggungku sehingga membuat aku terus saja ruku. Jibril membuat demikian lama sekali, selama yang kalian rasakan. Baru setelah Jibril mengangkat sayapnya, aku dapat berdiri mengangkat kepalaku". "Mengapa bisa terjadi begitu, ya Rasulullah SAW?” seorang di antara sahabat bertanya. ”Aku tak sempat menanyakan hal itu”. Ternyata Jibril pun kembali menemui Nabi SAW. Lalu ia memberikan penjelasan mengenai sebab ruku' menjadi panjang saat shalat shubuh itu. Malaikat Jibril berkata, “Wahai Muhammad, tadi itu Ali sedang tergesa-gesa untuk bisa mengejar shalat berjamaah. Tapi di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang lelaki tua Nasrani yang membuat jalannya menjadi terlambat sampai ke sini. Ali tidak tahu kalau orang itu adalah Nasrani, dan ia biarkan orang tua itu untuk tetap terus berjalan di depannya. Ali tidak mau mendahuluinya. Allah SWT kemudian menyuruhku supaya engkau tetap ruku' sehingga memungkinkan Ali untuk dapat menyusul shalat shubuh berjamaah. Perintah Allah SWT seperti itu kepadaku bukan hal yang mengherankan bagiku, yang mengherankan adalah perintah Allah SWT kepada Mikail agar ia menahan perputaran matahari dengan sayapnya. Ini tentunya karena perbuatan Ali tadi". Demikianlah penjelasan memperoleh keterangan dari malaikat Jibril seperti itu, Nabi SAW pun kemudian bersabda, "Inilah derajat orang yang memuliakan orang tua lansia, meskipun lansia itu adalah Nasrani“.Kisah inspiratif di atas memberikan pengertian dan pelajaran yang sangat dalam terhadap kita semua. Allah SWT dan malaikat-Nya memuliakan orang tua dan juga sekaligus memuliakan orang yang memuliakan orang yang lebih tua. Rasulullah sampai harus ditahan dalam ruku’nya demi menunggu Ali Ibn Abi Thalib yang memuliakan orang yang lebih tua kita baik yang masih muda ataupun yang sudah tua atau lansia, harus dimanfaatkan sebanyak mungkin untuk ketaatan kepada Allah dan menebarkan kebaikan. Al-Qur’an memberikan gambaran kesedihan orang-orang yang masuk neraka, karena lalai terhadap umur yang diberikan Allah kepadanya. Gambaran kesedihan orang yang tidak memanfaatkan umurnya dengan baik seperti ini di antaranya tertuang dalam QS. al-Fathir 37وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍWa hum yaṣṭarikhụna fīhā, rabbanā akhrijnā na'mal ṣāliḥan gairallażī kunnā na'mal, a wa lam nu'ammirkum mā yatażakkaru fīhi man tażakkara wa jā`akumun-nażīr, fa żụqụ fa mā liẓ-ẓālimīna min naṣīr."Dan mereka berteriak di dalam neraka itu "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah azab Kami dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."Oleh karena itu, tidak ada gunanya bagi orang yang muda selalu menunda-nunda pelaksanaan tugas-tugasnya hanya untuk menunggu datangnya usia tua atau lansia. Begitu juga tidak ada gunanya bagi orang yang telah tua atau lansia, merenungi nasib yang menderanya. Semuanya harus memanfaatkan usia yang diberikan Allah kepadanya untuk memperbanyak bekal dalam mengarungi kehidupan akherat yang baka kekal, sesuai kessanggupan dan kemampuanya. Dan janganlah lupa, untuk selalu berdoa agar amal ibadahnya diterima oleh Allah pentingnya menghormati orang yang tua, Rasulullah pun menjadikannya sebagai salah satu kriteria dalam menentukan orang yang berhak dijadikan imam dalam shalat. Dalam riwayat Abu Mas'ud disebutkan bahwa Rasulullah bersabda "Yang berhak untuk menjadi imam bagi sesuatu kaum dalam shalat ialah yang terbaik bacaannya terhadap kitabullah al-Quran. Jikalau semua jamaah di situ sama baiknya dalam membaca kitabullah, maka yang terpandai dalam as-Sunnah Hadis yang dijadikan imam. Jikalau semua sama pandainya dalam as-Sunnah, maka yang terdahulu hijrahnya -lah yang dijadikan sebagai imam. Jikalau dalam hijrahnya sama dahulunya, maka yang tertua usianya -lah yang dijadikan imam”. Riyadhus Solihin bab 44.Sekali lagi, perlu kami tegaskan bahwa Islam memandang masyarakat lansia dengan pandangan terhormat sebagaimana perhatiannya terhadap generasi muda. Agama Islam memperlakukan dengan baik para lansia dan menegaskan bahwa keberadaan mereka tidak boleh dianggap sia-sia dan tak bernilai oleh masyarakat. Dukungan terhadap para lansia dan penghormatan terhadap mereka itulah yang ditekankan dalam Islam, penuaan adalah sebagai tanda dan simbol pengalaman dan ilmu. Para lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, khususnya dari sisi bahwa mereka adalah harta, ilmu dan pengalaman, serta informasi dan pemikiran. Oleh sebab itu, mereka harus dihormati, dicintai dan diperhatikan, serta berbagai pengalamannya pun harus kesimpulan dalam khutbah ini, kami mengajak kepada jamaah agar diri kita selalu Muliakan orangtua kita, juga para lansia di antara kita, karena menurut Islam justru usia mereka adalah usia kematangan dalam banyak usia pemberian Allah ini untuk digunakan sebanyak-banyaknya dalam melakukan menghardik dan menyia-nyiakan orang tua bagi yang mudaBerusaha menjadi orang-orang yang memiliki makna dan berguna terhadap keluarga dan masyarakat, bagi yang berusia tuaMemerankan orangtua/lansia sesuai dengan kemampuannya, bagi kita اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ بمَا فيْهِ مِنَ اْلآياتَِ وَالذكْر الْحَكِ يْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْتِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Khotibdi masjid tersebut meninggal saat menyampaikan khotbah Jumat. Autopsi Ulang, Pembongkaran Makam Brigadir J Diiringi Doa Keluarga dan Tangis Ibunda. Dikutip dari Fajaronline, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 22 Februari 2019. Diketahui, khotib tersebut bernama Haji Rajwan. " Tim medis yang tiba di masjid segera melakukan pemeriksaan

Ayat Pokok; "Pada masa tua pun mereka masih berbuah, mernjadi gemuk dan segar." Maz 9215 Pendahuluan Apa yang terbayang dalam pikiran kita ketika mendengar kata tua? Ada orang yang berpikir positif ketika mendengar kata tua. Tua dapat diartikan orang yang sudah mapan, penuh dengan kebijaksanaan dan menjadi tempat yang tepat untuk mencari nasehat. Tetapi tidak jarang ada orang yang ketika mendengar kata tuaa artinya orang yang sudah tidak berguna, tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya bisa merepotkan saja. Karena itu tidak jarang juga ada orang-orang yang sebenarnya secara usia sudah termasuk tua, namun terkadang tidak mau dikatakan tua bahkan sering menunjukkan perilaku seperti yang dilakukan oleh orang-orang muda, seperti misalnya menjaga penampilan secara fisik rambut dibuat tetap hitam, operasi plastik untuk menghilangkan keriput, berdandan seperti anak-anak muda, dan sebagainya Kendatipun demikian, masih banyak juga orang-orang tua yang secara sukacita menerima kondisinya. Untuk orang-orang tua yang bisa menerima kondisinya biasanya bisa hidup lebih berbahagia dan berguna bagi lingkungan disekitarnya. Tipe-tipe manusia lanjut usia. Ada beberapa tipe manusia usia lanjut yang bisa ditemui dalam kenyataan hidup sehari-hari. Pertama Tipe optimis, santai dan riang The rocking chair man. Tipe ini bisa lebih menikmati hidup dan kemungkinan besar berumur panjang. Biasanya orang tua bertipe ini temannya banyak bahkan temannya termasuk juga orang-orang muda. Mengapa demikian? karena orang tua seperti ini akan banyak disukai oleh semua orang. Mereka akan menjadi panutan dan sumber saran ketika banyak orang hendak mengambil keputusan. Kedua Tipe militan dan serius The armored man Tipe ini biasanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki jabatan dalam pekerjaan. Ketiga Tipe pemarah dan frustasi The angry man Kedua tipe ini saling berkolaburasi. Biasanya bila keinginannya tidak dipenuhi maka akan marah dan akhirnya frustasi mutung. Tipe ini akan menyebabkan temannya sedikit. Bisa jadi bahkan anggota keluarganya sendiri akan memilih untuk menjaga jarak dengan orang-orang seperti ini. Keempat Putus asa, pembenci diri dan ingin mati. Tipe ini dimiliki oleh para lansia yang punya kehidupan sulit, luka hati, kekecewaan, meresa tidak dikasihi dan diterima. Masa tua, masa yang tidak mudah. Memang tidak mudah untuk memasuki masa usia lanjut, namun suka atau tidak suka, kondisi ini akan dialami dan harus diterima. Pada dasarnya kehidupan manusia itu sama, bisa mengalami masa naik ataupun turun seperti gambaran gunung, demikian juga masa usia lanjut juga bisa mengalami konndisi naik dan turun, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial. Bahkan saat memasuki usia lanjut ada banyak hal yang dirasakan hilang dari kehidupannya pekerjaan, teman kantor, dll, namun sebenarnya kalau kita mau mencermati, sesuatu yang dianggap hilang itu tergantikan oleh banyaknya waktu yang kita dapat untuk bersama dengan keluarga dan didapatnya sahabat-sahabat baru yang tercipta dalam setiap pertemuan baru. Jadi sebenarnya memasuki usia lanjut bukanlah hal yang mengerikan, karena kita tetap berarti dan berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Yang bisa dilakukan oleh para lansia. Ada banyak tugas yang bisa dilakukan oleh kaum usia lanjut untuk mengisi hari-hari pemberian Tuhan dan hal itu sangat berguna. Berikut beberapa hal yan bisa dilakukan oleh para usia lanjut yaitu 1. Menjadi penasehat Titus 22-5. 2. Hidup menjadi berkat Maz 9215 3. Tetap aktif sehingga tidak menjadi beban keluarga 1 Tim 53-4. 4. Mencari kesempatan baru. Menambah pengetahuan dengan membaca, mengikuti seminar ringan, menyalurkan hobby, mencari sahabat baru. 5. Meningkatkan kehidupan iman Fil 118-21. Dengan tetap menjaga kualitas hidup iman bahkan semakin meningkatkannya, maka setiap orang usia lanjut dapat menjadi teladan bagi kaum muda. Bahkan karena keterbatasan fisiknya tidak membuat kaum usia lanjut undur dari setiap kegiatan rohani bahkan mereka bisa menjadi orang yang terdahulu hadir dalam setiap kegiatan persekutuan yang ada. Ditempat tidurpun saat kondisi tidak bisa berbuat apa-apa sebenarnya masih ada yang bisa dilakukan yaitu mendoakan anak, cucu, sahabat, gereja dan bangsa. Penutup Jadi kalau kita perhatikan sebenarnya memasuki usia lanjut bukanlah masa yang mengerikan, sama dengan saat bergeser saja aktifitas dari yang berat bergeser ke yang lebih ringan. Namun untuk hal tanggungjawab sama, bahkan harus menjadi teladan. Semakin orang bisa menerima kondisinya, maka pastilah dia bisa menghasilkan banyak hal yang positif dan berguna. Jadi sebenarnya menjadi tua adalah bagian bagian dari berkat dan bisa menjadi berkat untuk sesama. Seperti kata firman Tuhan, " Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. LINK INFORMASI PENTING 29 BAHAN KHOTBAH IBADAH NATAL 29 BAHAN KHOTBAH PEMBERKATAN NIKAH
AbuDawud no. 4842) Khusus terhadap orang yang lebih tua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا . “Bukan termasuk golonganku mereka yang tidak menghormati orang-orang lanjut usia di antara kami.” (HR.
Tahun2018 tercatat di Indonesia 24,49 juta warga senior, terbagi atas senior muda (60-69 tahun, 63,39%); senior madya (70-79 tahun, 28%) dan senior tua (di atas 80 tahun, 8,61%). Diperkirakan pada tahun 2045, kaum senior di Indonesia meningkat menjadi 63,31 juta atau 20% dari jumlah penduduk; lebih rendah dari data perhitungan PBB
Daftarisi . KEMATIAN DARI ORANG YANG KITA KASIHI (OUR BELOVED DEAD) Dr. W. A. Criswell . 05-31-87 . Yohanes 5:25-29. Ini adalah Pendeta dari Gereja First Baptist Dallas, yang sedang membawakan khotbah yang berjudul Kematian Dari Orang Yang Kita kasihi.Di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Yohanes, kita telah berada di pasal 5, di dalam ayat 25 dan 28,
Setelahnya Angie langsung menemui kedua orangtuanya yang telah lanjut usia. Seketika mantan politisi itu sujud di hadapan kaki kedua orangtuanya. Sambil menangis, Angie meminta maaf kepada kedua orangtuanya atas semua kesalahan yang telah diperbuatnya. Baca juga: Daftar Porvinsi di Indonesia dengan Lowongan Kerja Terbanyak, Termasuk Lampung

Pendahuluan“Keluarga adalah yang paling penting dalam pencarian kita bagi permuliaan dalam kerajaan Bapa Surgawi,” Presiden Harold B. Lee mengajarkan. 1 Dengan mengingat tujuan yang tinggi ini, dia sering berbicara mengenai pentingnya kasih dalam memperkuat hubungan keluarga. Dia mendorong orang tua dan anak-anak untuk menerapkan semangat misi Elia kepada para

Orangdi depan itu tidak satu, tapi dua!” gumam Dayang Sepuh ketika matanya melihat seorang laki-laki berusia setengah baya mengenakan pakaian warna biru gelap. Sosoknya kurus tinggi dengan wajah cekung. Rambutnya yang putih dan panjang tampak berkibar-kibar. Di antara kibaran rambutnya terlihat satu wajah seorang kakek lanjut usia. iIhkhF.
  • 8xlhr8b08x.pages.dev/275
  • 8xlhr8b08x.pages.dev/429
  • 8xlhr8b08x.pages.dev/46
  • 8xlhr8b08x.pages.dev/288
  • 8xlhr8b08x.pages.dev/289
  • 8xlhr8b08x.pages.dev/5
  • 8xlhr8b08x.pages.dev/5
  • 8xlhr8b08x.pages.dev/93
  • khotbah pemakaman orang tua lanjut usia