Sukuyang ada di provinsi nusa tenggara timur yaitu sabu, sumba, rote, kedang, helong, dawan, tatum, melus, bima, alor, lie, kemak, lamaholot, sikka, manggarai, krowe, ende, bajawa, nage, riung, dan flores. Ada juga suku papua yang terdiri dari 466 suku. Ada 300 kelompok etnik dan 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara.
Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibukotanya terletak di Mataram. Selain itu, provinsi ini memiliki 10 Kabupaten dan 2 Kota, dan jumlah penduduknya pada tahun 2019 berjumlah sekitar jiwa. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, wilayah ini masuk dalam wilayah Provinsi Sunda Kecil, yang ibukotanya saat itu berada di Singaraja. Setelah itu, wilayah Provinsi Sunda Kecil terbagi menjadi 3 provinsi, yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Nusa Tenggara Barat dan Suku Aslinya, Photo By sumber ig lombokpusaka Adapun suku-suku terbesar yang terdapat di Nusa Tenggara Barat saat ini, terdiri dari Suku Dompu, Donggo, Bima, Sasak, dan Sumbawa. Ulasan dari semua suku tersebut, akan kita ulas berikut ini. Baca Juga Mengenal 6 Suku Yang Ada Di Nusa Tenggara Timur Inilah 9 Suku Di Maluku dan Maluku Utara yang Terkenal 1. Suku Dompu NTB Suku Dompu – foto Suku ini terdapat di Pulau Sumbawa, dan masuk dalam wilayah Kabupaten tersebar dalam 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Hu’u, Dompu, Kempo, dan Kilo. Kabupaten Dompu sendiri merupakan kombinasi antara daerah perbukitan, dan daerah vulkanik. Uniknya, selama ini Suku Dompu hidup berdampingan dengan orang Donggo, Bima, Sasak, Melayu, Bugis, China, Arab, Bali, dan Timor. Sedangkan bahasa yang mereka pakai adalah Nggahi Mbojo. Dalam memenuhi kehidupannya, Suku Dompu menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan, beternak, berdagang, dan juga sebagai pegawai. 2. Suku Donggo NTB Suku Donggo Suku yang berdomisili di kecamatan Donggo Kabupaten Bima ini, bernama Suku Donggo, yang memiliki populasi sekitar lebih dari orang. Istilah “Donggo” atau lengkapnya “dou donggo” memiliki arti “orang gunung”. Suku Donggo sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yang perbedaanya dibagi berdasarkan daerahnya, yaitu Suku Donggo Ipa dan Suku Donggo Ela. Wilayah Donggo Ipa terletak di sebelah timur Teluk Bima, sedangkan Donggo Ela berada di sebelah barat Teluk Bima. Perkampungan Suku Donggo sendiri, terletak di wilayah pinggir sungai, yang juga merupakan penduduk pertama yang menghuni wilayah Bima. Suku ini juga memiliki bahasa dan adat istiadat yang berbeda dengan Suku Bima, namun memiliki kesamaan dengan masyarakat Lombok Utara. 3. Suku Bima NTB Suku Bima NTB – Tradisi Adu Kepala, Foto By Fairuzzabadi Beberapa dari Suku Bima mendiami daerah di Kabupaten Bima, sedangkan sebagian lainnya berdiam di Kabupaten Dompu dan di Pulau Sangiang, di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah dari total seluruh populasinya adalah sekitar jiwa. Bahasa daerah dari Suku Bima ini, terdiri dari beberapa dialek, yaitu Bahasa Bima, Bima Donggo, dan Sangiang. Sedangkan mata pencaharian utama dari Suku Bima adalah bercocok tanam sebagai petani, meramu hasil hutan, dan juga sebagai nelayan. 4. Suku Sasak NTB suku sasak Kediaman dari Suku sasak ini berada di Pulau Lombok, yang jumlah populasinya adalah sekitar 1,8 juta jiwa. Bahasa Sasak memiliki beberapa dialek yang terdiri dialek Sasak Pejanggi, Sasak Selaparang, Sasak Bayan, Sasak Tanjong,dan Sasak Pujut. Namun selain itu, terdapat juga tiga dialek lainnya, yaitu Sasak Sembalun, Sasak Tebango, dan Sasak Pengantap. Bahasa Sasak juga mengenal beberapa tingkatan bahasa, yaitu bahasa halus dalem, halus biasa, dan kasar, atau bahasa pasar. 5. Suku Sumbawa NTB Suku Sumbawa NTB, Photo By Kongres kebudayaan indonesia Masyarakat Suku Sumbawa banyak berdomisili di Kabupaten Sumbawa di Pulau Sumbawa, yang populasinya sendiri berjumlah sekitar jiwa. Mereka menggunakan bahasa daerah Semawa yang memiliki atas beberapa dialek. Adapun dialek dari bahasa daerah tersebut, terdiri dari dialek Semawa, Semawa Taliwang, dan Semawa Baturotok atau Batulante. Namun selain itu, terdapat juga dialek lainnya, yaitu Ropang Suri, Selesek, Lebah, Dodo, Jeluar, Tanganam, Geranta dan Jeruweh. Baca Juga Inilah Tugu Perdamaian Suku Dayak – Madura yang ada di Sampit 10 Suku di kalimantan yang Terkenal Keanekaragaman suku-suku daerah yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya, merupakan kekayaan budaya dari daerah tersebut. Keunikannya bukan hanya terlihat dari cara hidup dan budaya mereka, namun juga terlihat dari bahasa daerah setiap suku yang berbeda Perbedaan tersebutlah yang membuat banyak orang tertarik, ingin mengetahui lebih dalam tentang suku-suku daerah yang sudah ada sejak dulu. Jika Sobat semua tertarik untuk berlibur ke Nusa Tenggara Barat, tidak ada salahnya untuk berkenalan dengan suku-suku yang unik ini. Selamat berlibur!
Ilustrasi suku-suku di NTB dan fakta menarik Sumber gambar Kemendikbud JAKARTA – NTB merupakan kependekan untuk menyebut Nusa Tenggara Barat, sebuah provinsi di Indonesia dengan ibu kota Kota Mataram. Provinsi ini terdiri dari dua pulau, yaitu Lombok dan Sumbawa dengan total jumlah penduduk berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tengggara Barat tahun 2020. Sedangkan suku-suku yang mendiami Provinsi NTB, berikut fakta menarik administratif, Provinsi NTB terbagi menjadi 11 kabupaten dan mayoritas termasuk dalam tiga kelompok suku, yaitu dikenal dengan nama Sasambo. Sasambo merupakan akronim dari suku asli di Provisi NTB, yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo. Selain tiga suku ini, terdapat suku lain diantaranya Bali, Jawa, Bugis, Bajo, Banjar, dan suku mayoritas di NTB tersebut memiliki bahasa sehari-hari yang berbeda. Di masyarakat Sasak, dikenal dengan bahasa Sasak, sedangkan di bahasa Mbajo dipakai oleh masyarakat Bima dan Dompu. Untuk bahasa Samawa dipakai masyarakat SasakMengutip dari buku Berkenalan dengan Sasambo ditulis oleh Bunyamin terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, suku Sasak merupakan salah satu suku tertua di Indonesia. Nama sasak, menurut tradisi lisan suku ini, berasal dari kata sa’-saq artinya yang satu’. Nama ini tak lepas dari Lombok dari kata lomboq yang berarti lurus’.Masyarakat Sasak masih kental dengan kearifan lokalnya. Uniknya, terdapat tradisi kawin lari’ atau dikenal dengan tradisi Merarik. Tradisi ini dilakukan ketika pasangan yang akan menikah dan saling menyukai. Bersama kerabat, calon pengantin pria akan menculik’ calon pengantin perempuan dan menitipkan pada keluarga sang pria. Ilustrasi suku-suku di NTB dan fakta menarik Sumber gambar Kemendikbud Suku SamawaSuku Samawa yang menuturkan bahasa Samawa menggunakan bahasa daerah ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa kata pada bahasa Samawa, merupakan serapan dari etnis Jawa, Madura, Bali, Sasak, Bima, Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, Cina, dan Arab. Pada masa penjajahan, bahasa ini juga menyerap kosakata asing berasal dari bahasa Portugis, Belanda, dan dalam bahasa ini juga terbagi menjadi beberapa macam, termasuk dialek Taliwang, Jereweh, dan Tongo. Suku ini menyebut dirinya sebagai Tau Samawa. BACA JUGA Suku MbojoSuku Mbojo, atau dikenal juga dengan suku Bima, memiliki banyak persamaan dengan Makasar Kuno. Pasalnya ditemukan persamaan aksara pada keduanya. Jika ditelisik akarnya, aksara Sansekerta bisa dipastikan sebagai asal-usulnya. Sejak abad ke-17, dalam catatan sejarah Kerajaan Bima Bo Sangaji Kai, aksara Mbajo banyak ditulis dengan bahasa Arab dan bahasa dan ras, suku ini terbadi menjadi dua kelompok, yaitu Bima Lama Mbojo ma Ntoi dan Bima Baru Mbojo Bou. Bahasa Bima Lama, meliputi bahasa Donggo, termasuk Donggo Ipa, Donggo Ele, dan Donggo Ipa dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di pegunungan sebelah barat teluk Bima. Donggo Ele menuturkan bahasa Tarlawi dan dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di Pegunungan Wawo Tengah. Sedangkan Donggo Kolo, dituturkan oleh masyarakat yang bermukim di Desa Kolo, sebelah timur Kecamatan Asakota, Kota Bima saat Bima Baru, menuturkan bahasa Nggahi Mbojo, yang berdomisili di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Bahasa ini berfungsi sebagai bahasa sehari-hari yang dikenakan perempuan suku Mbojo dan Dompu cukuplah unik. Mereka mengalungkan sarung sekaligus sebagai penutup kepala. Pakaian tradisi ini disebut dengan ulasan singkat mengenai suku-suku di NTB dan fakta menarik tentang suku tersebut. Beragam bahasa serta penutur bahasa daerah tersebar di seluruh Indonesia, ini salah satu gambaran tentang kekayaan budaya Nusantara.uuoSv7.